Matematika Gaji dan Logika Sedekah


 

Dalam satu kesempatan tak terduga, saya bertemu pria ini. Orang-orang biasa memanggilnya Mas Ajy. Saya tertarik dengan falsafah hidupnya, yang menurut saya, sudah agak jarang di zaman ini, di Jakarta ini. Dari sinilah perbincangan kami mengalir lancar.

Kami bertemu dalam satu forum pelatihan profesi keguruan yang diprogram sebuah LSM bekerja sama dengan salah satu departemen di dalam negeri. Tapi, saya justru mendapat banyak pelajaran bernilai bukan dari pelatihan itu. Melainkan dari pria ini.

Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan. Karena penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidak seperti yang saya duga, Mas Ajy berasal dari keluarga yang pas-pasan. Jauh dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengan sikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahami dari beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukar informasi dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satu sekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kami masing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok.

Kami sama-sama “guru” yang “katanya” pahlawan tanpa tanda jasa. Yang membedakan sangat mencolok antara saya dan Mas Ajy adalah sikap hidupnya yang amat berbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA.

Sering pula Mas Ajy menggenapi belanja kedua ibu bapaknya yang tak lagi berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinya barulah bisa mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3 kali dari jumlah yang diterimanya.

“Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka. Ada dimensi non matematis dan di luar angka-angka logis.”

“Maksud Mas Ajy gimana, aku nggak ngerti?”

“Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi orang pelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapun sebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup. Lalu dia akan berkata, bagaimana mau sedekah, untuk kita saja kurang.”

“Kenyataannya memang begitu kan Mas?”, kata saya mengiayakan. “Mana mungkin dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisa sedekah. Bisa berbagi.” Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya.

“Ya, karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. Oke, sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punya uang sepuluh ribu. Makan bakso enam ribu. Es campur tiga ribu. Yang seribu kita berikan pada pengemis, berapa sisa uang kita?”

“Tidak ada. Habis.” jawab saya spontan.

“Tapi saya jawab masih ada. Kita masih memiliki sisa seribu rupiah. Dan seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidak terduga.”

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agak tercenung pada jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkin masih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya?

“Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kan sudah diberikan pada pengemis “, saya tak sabar untuk mendapat jawabannya.

“Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sedekah. Uang yang seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisa jadi puluhan lontaran doa’ keberkahan untuk kita keluar dari mulut pengemis itu atas pemberian kita. Itu baru satu pengemis. Bagaimana jika kita memberikannya lebih. Itu dicatat malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sedekah kita pada Allah dan menjadi penolong di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi. Sementara nilai bakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC.”

Subhanallah. Saya hanya terpaku mendapat jawaban yang dilontarkannya. Sebegitu dalam penghayatannya atas sedekah melalui contoh kecil yang hidup di tengah-tengah kita yang sering terlupakan. Sedekah memang berat. Sedekah menurutnya hanya sanggup dilakukan oleh orang yang telah merasa cukup, bukan orang kaya. Orang yang berlimpah harta tapi tidak mau sedekah, hakikatnya sebagai orang miskin sebab ia merasa masih kurang serta sayang untuk memberi dan berbagi.

Penekanan arti keberkahan sedekah diutarakannya lebih panjang melalui pola hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Ajy seperti ingin menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkan untuk mencukupi kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunas jasa-jasanya. Air susunya, dekapannya, buaiannya, kecupan sayangnya dan sejagat haru biru perasaanya. Tetapi di saat bersamaan, semakin banyak nilai yang dibayar untuk itu, Allah akan menggantinya berlipat-lipat.

“Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilai matematis dengan dimensi sedekah itu?”.
“Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin, tapi sebaliknya menjadikan ia kaya.
“Kedua, jangan terikat dengan keterbatasan gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki.

“Ketiga, lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas.

“Dan yang terakhir, padukanlah nilai qona’ah, ridha dan syukur.

Saya semakin tertegun. Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah saya habiskan. Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Ajy. Terlalu kerdil selama ini pandangan saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama saya rasakan di dada. Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannya menutup rapat egoisme kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahan kesadaran batin yang telah lama diabaikan. Ya Allah saya mendapatkan satu untai mutiara melalui pertemuan ini. Saya ingin segera pulang dan mencari butir-butir mutiara lain yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan.

***
Sepulang berjamaah saya membuka kembali Al-Qur’an. Telah beberapa waktu saya acuhkan. Ada getaran seolah menarik saya untuk meraih dan membukanya. Spontan saya buka sekenanya. Saya terperanjat, sedetik saya ingat Mas Ajy. Allah mengingatkan saya kembali:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Terjemah QS. Al-Baqarah [2] 261)

sumber : https://www.facebook.com/pages/Kaligrafi

Jangan Menunggu


 

Jangan menunggu BAHAGIA baru TERSENYUM, tapi TERSENYUMLAH, maka kamu kian BAHAGIA.

Jangan menunggu KAYA baru BERSEDEKAH, tapi BERSEDEKAHLAH, maka kamu semakin KAYA.

Jangan menunggu TERMOTIVASI baru BERGERAK, tapi BERGERAKLAH, maka kamu akan TERMOTIVASI.

Jangan menunggu DIPEDULIKAN orang baru kamu PEDULI, tapi PEDULILAH dengan orang lain! Maka kamu akan DIPEDULIKAN.

Jangan menunggu orang MEMAHAMI kamu baru kamu MEMAHAMI dia, taÞi PAHAMILAH orang itu, maka orang itu PAHAM dengan kamu.

Jangan menunggu TERINSPIRASI baru MENULIS tapi MENULISLAH, maka INSPIRASI akan hadir dalam TULISANMU.

Jangan menunggu PROYEK baru BEKERJA, tapi BEKERJALAH, maka PROYEK akan menunggumu.

Jangan menunggu DICINTAI baru MENCINTAI, tapi belajarlah MENCINTAI, maka kamu akan DICINTAI.

Jangan menunggu banyak UANG baru HIDUP TENANG, tapi HIDUPLAH dengan TENANG. Percayalah, bukan sekadar UANG yang datang tapi juga REZEKI yang lainnya.

Jangan menunggu CONTOH baru BERGERAK MENGIKUTI, tapi BERGERAKLAH maka kamu akan menjadi CONTOH YANG DIIKUTI.

Jangan menunggu SUKSES baru BERSYUKUR, tapi BERSYUKURLAH, maka bertambah KESUKSESANMU.

Jangan menunggu BISA baru MELAKUKAN, tapi LAKUKANLAH! Kamu pasti BISA !

Apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tuai

Dan memang dalam kehidupan ini menuntut berbagai PENGORBANAN yang kadang kala memaksa kita untuk MENANGIS dalam TANGISAN, tetapi akhirnya TERSENYUM kepuasan karena hanya hati yang benar-benar ikhlas BERKORBAN akan merasakan kemanisan sebuah PENGORBANAN.

Rumah yang Menyejukkan


 

Dua laki-laki itu bekerja di sebuah kantor yang sama. Namun keduanya berbeda dalam memandang keluarga.

Laki-laki pertama sangat mencintai keluarga. Saat-saat pulang kerja dan berkumpul keluarga di rumah adalah saat-saat yang dirindukannya. Hingga suatu hari ketika ia jatuh sakit, ia lebih memilih bed rest di rumah daripada dirawat di rumah sakit. "Di rumahku ada cinta yang membuat sakitku insya Allah lebih cepat sembuhnya."

Dan benar. Atas kehendak Allah, ia sembuh dengan cepat. Sakit memang memaksanya beberapa hari tidak masuk kerja. Namun sakit itu juga mengokohkan cintanya. Dalam pandangannya, istri yang merawatnya adalah perawat terbaik sedunia. Bubur yang dibuatnya adalah bubur cinta. Dan sapaan buah hati kecilnya adalah motivasi pemulihan fisik dan jiwa.

Laki-laki kedua tak suka berlama-lama di rumah. Rasanya bikin bete, katanya. Saat ia telah keluar dari rumah sakit karena suatu penyakit yang dideritanya, ia memaksa masuk kerja. "Di rumah malah stres," alasannya saat ditanya seorang teman mengapa tak istirahat di rumah saja. Mengapa sampai berkata seperti itu? Ternyata ia tak suka dengan istrinya yang "cerewet" dan terkesan kurang perhatian. Entah siapa yang mendahului, kabarnya mereka tak lagi saling cinta.

Kini kita hidup di sebuah masa yang kaya kesibukan. Kebutuhan hidup yang makin berkembang, perubahan zaman, hingga arus informasi "menuntut" kita menggeluti kesibukan demi kesibukan. Seringkali kita menjadi seperti mesin; semakin banyak beraktifitas semakin panas. Panas jiwa kita, gersang ruhiyah kita. Jika pada kondisi demikian kita memposisikan keluarga sebagai sahara lain yang menguras tetes-tetes ketenangan, betapa hidup akan menjadi sangat runyam.

Berbahagialah jika keluarga kita adalah rumah yang menyejukkan. Jika kita memandang keluarga sebagai surga dunia. Dan begitulah mestinya keluarga Muslim mencontoh keluarga Nabi. "Baiti jannati." Rumahku adalah surgaku. Betapapun cadasnya kehidupan di luar sana, saat keluarga menjadi surga dunia, tak masalah seorang Muslim menghadapinya. Betapapun panasnya medan perjuangan, keluarga adalah penetralisir dan penyejuknya.

Ketika Rasulullah "ketakutan" dengan Jibril yang baru saja menyampaikan wahyu, sang istri Bunda Khadijah menyelimuti, menenangkan dan memotivasinya. Ketika Rasulullah dihadapkan pada perjuangan besar menyebarkan Islam, lagi-lagi sang istrilah yang menghamparkan seluruh hartanya untuk mendukung dakwah. Saat Rasulullah menghadapi ancaman, bunda Khadijah dengan kedudukannya yang mulia menjadi "pelindung" yang memperkuat posisi kemananannya. Pendek kata, Khadijah selalu ada untuk Rasulullah, demikian pula cinta Rasulullah selalu hadir untuk Khadijah; bahkan meskipun setelah beliau tiada.

Rumah tangga Rasulullah dengan istri-istrinya yang lain juga begitu; indah dan menyejukkan selalu. Kadang ada cemburu, namun ia adalah bumbu yang membuat cinta semakin mesra. Baiti jannati kemudian diucapkan oleh lisan suci Nabi, menggambarkan betapa rumah tangga idealnya adalah sumur kebahagiaan di tengah keringnya kemarau kehidupan, taman yang menyejukkan di tengah penatnya perhelatan sejarah, oase di tengah gurun.

Keluarga akan menjadi surga atau neraka, semuanya berawal dari kita. Dari persepsi kita, dari cara pandang kita, dari pemahaman dan bagaimana kita memposisikan. Bukan dari menyalahkan pasangan. Maka mari kita menumbuhkan komitmen, bahwa kita akan memberikan yang terbaik untuk pasangan kita, untuk keluarga kita. Kita berkomitmen menjadi yang terbaik bagi mereka. Kita berkomitmen mempersembahkan cinta buat mereka. Dan biarlah doa-doa kita naik kepada Allah, meminta ijabahnya untuk juga memperbaiki pasangan dan keluarga kita. [Muchlisin]
sumber : http://www.bersamadakwah.com/2012/05/rumah-yang-menyejukkan.html

Merasakan dan Menemukan Inspirasi, Rumus 7 langkah Pembuka Sukses dari surat Al Fatihah


 

Membaca Al Qur’an dimulai dari Pembuka. Al Fatihah yang kita ucapkan berulang, minimal 17 kali dalam sehari, menghujam dalam diri. Bergerak berperilaku lebih sukseskan diri dengan berkomitmen pada Al Fatihah.
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur’an yang agung. (QS. 15:87)
Inspirasi Sukses Berbasis Al – Fatihah menawarkan cara – cara yang efektif untuk mencapai dan membentuk penyelesaian problematika untuk umat
Dalam meraih sukses yang berkelanjutan baik pada aspek pribadi dan sosial.
Dengan berbasis inspirasi surat Al Fatihah mengantarkan kita menjadi manusia yang visioner, mampu menggali potensi, pandai membaca peluang, cermat menetapkan misi, konsisten menanamkan motivasi, lihai membuat strategi dan maksimal dalam mengeksekusi rencana dengan gerak yang baik dengan komitmen yang kuat.
Hal tersebut dapat kita rangkum menjadi Rumus Kehidupan. Al Fatihah menjadi rumus kehidupan. Surat Al Fatihah atau surat pembuka berisi 7 ayat yang dijabarkan menjadi Pembuka sukses hidup hakiki dunia dan akhirat.  
Mari Merasakan dan Menemukan Inspirasi, Rumus 7 langkah Pembuka Sukses dari surat Al Fatihah:
1. Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Allah, Engkaulah tujuan hakiki kami, Engkaulah sumber Kemurahan yang  tak terbatas & Maha Kasih sayangMu dambaan kami. Sesuatu ada dan bergerak karena Engkau dan akan kembali kepadaMu Ya Allah, beri kami RidhaMu. Terhujam Visi sukses kami.
2. Segala Puji bagi Allah, Rab semesta alam
Tuhan Rabbul‘alamin yang telah menciptakan alam semesta bukti keberadaanMu dan bukti kasih sayangMu kepada para mahlukMu. Engkau ciptakan segala sesuatu ya Allah. Engkau yang memelihara, Engkau yang mendidik kami, sehingga sempurnalah anugerah nikmatMu yang dapat kami rasakan.  Sehingga berkembang Potensi sukses kami.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Atas kemurahanMu kasih sayangMu, tambahkanlah kami wawasan, kefahaman, kesadaran, dan hikmah. Agar kami dapat mengambil peluang berlipat ganda, Sempurnakanlah anugerah curahan nikmatMu. Engkau beri kami kehidupan, kesempatan, ujian, dan cobaan untuk meningkatkan derajat kami dan betapa besar samudera ampunan, pahala, dan RahmatMu ya Allah.  Terbuka Peluang sukses kami.
4. Yang Menguasai hari pembalasan
Allah Yang Maha Kuasa & Maha Adil untuk memberikan balasan segala amal hambaNya. Ridla, Rahmat, Pembalasan yang baik, dan pahala surga harapan kami. Akhiratlah balasan yang sempurna amal kami. Engkau berikan pahala surga dan ancaman neraka agar kami dapat memilih jalan terbaik. Ya Allah, kasihanilah kami, berilah kami kemudahan dan semangat untuk meraih ridlaMu dan anugerah surgaMu. Itulah sumber Motivasi sukses dalam setiap langkah kami.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami  meminta pertolongan
Jadikanlah kami seorang hamba yang senantiasa pandai mengabdi kepadaMu. Berilah kami pertolongan pada segala sisi kehidupan kami, sehingga kami dapat menjalankan amanahMu. Tolonglah kami agar kami dapat berperan dalam hidup ini untuk kebahagiaan kami dan bermanfaat bagi sesama mahlukMu dalam rangka menunaikan perintahMu. Ya Allah. Kami menyadari inilah tekad Misi sukses kami.
6. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus
Berilah kami hidayah dan petunjukMu, yang menjadi panduan kami untuk meniti jalan lurusMu. Engkau bimbing kami dengan tuntunanmu Al Islam dan pedoman hidup Al Qur’an. Inilah jalan lurus yang kami yakini akan mengantarkan kami pada tujuan yang hakiki. Itulah pilihan Strategi sukses kami.
7. Yaitu Jalan orang-orang  yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat
Betapa besar keinginan hamba agar memperoleh nikmat di perjalanan dan di akhir nanti. Tuntunlah kami dengan mengikuti orang yang telah Engkau anugerahi nikmat, mengikuti panduan barisan mereka yang pasti sukses, yaitu para Nabi, orang yang dipercaya, para pejuang kebenaran, dan orang-orang sholeh. Dan tidak mengikuti jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Inilah Gerak sukses kami.
Amiin. Sukseskanlah kami ya Allah. 
 

5 Pilar Syukur


 

Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah syukur adalah terlihatnya tanda-tanda nikmat Allah pada lidah hamba-Nya dalam bentuk pujian, dalam hatinya dalam bentuk cinta kepada-Nya, dan pada organ tubuh dalam bentuk taat dan tunduk kepada-Nya. Dalam definisi syukur ini terkandung tiga unsur, yaitu: pujian lisan, cinta dalam hati dan ketaatan dalam perbuatan.

Syukur sejatinya tidak menambah apapun kepada pelakunya melainkan kenikmatan dan kebahagiaan. Dengan bersyukur, manusia menjadi lebih berbahagia dan menjadi lebih bertambah nikmatnya. Syukur dengan demikian, memiliki korelasi positif dengan kesuksesan.

Pada tahun 1998, Profesor Emmons mulai mengkaji tentang syukur. Profesor Emmons melibatkan para mahasiswanya dalam penelitiannya tentang syukur. Saat itu, sang profesor menyuruh sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah (galau).

Apa yang terjadi? Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.

Itulah fakta ilmiah yang mengungkap rahasia bersyukur. Bahwa diantara dampak bersyukur adalah meningkatnya kesehatan jiwa-raga dan membaiknya hubungan kemasyarakatan. Artinya, dengan bersyukur, bertambahlah nikmat. Dengan bersyukur, semakin dekatlah seseorang dengan kesuksesan. Penelitian ini sangat sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7).

Bagaimana memperkuat rasa syukur kepada Allah? Ada 5 pilar untuk memperkuat rasa syukur:

1. Sadar, Syukur, Cinta, Tunduk Sujud
Inspirasi: Wahyu pertama Al Qur’an : ..Bacalah..

Wahyu pertama Al Qur’an : "Iqra'" bacalah, menjadi inspirasi pilar pertama ini. Tidak ada agama lain yang wahyu pertamanya adalah Iqra' – bacalah. Wahyu ini memberikan inspirasi kepada kita bahwa "Iqra" harus menjadi kerangka awal dalam kehidupan kita. Demikian pula, syukur itu dimulai dari membaca. Membaca, menyadari nikmat-nikmat Allah.

Model 5 Pilar Syukur
Dan lihatlah, surat Al-Alaq itu diakhiri dengan ayat "wasjud waqtarib." Bahwa proses membaca, kesadaran, itu akan berujung kepada tunduk sujud dan semakin dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

2. Komitmen , membumikan dan membuka syukur
Inspirasi : Surat Pertama Al Qur’an : Al Fatihah ..Pembuka sukses

Jika orangtua ingin menekankan sesuatu pada anaknya dan supaya anaknya melakukan sesuatu itu, biasanya ia akan mengulang-ulangnya. "Nak, bergaul yang baik ya dengan teman-teman." Besuknya lagi, sebelum anak berangkat sekolah orangtua juga berpesan: . "Nak, bergaul yang baik ya dengan teman-teman." Itu pesan yang artinya sangat penting agar anak bergaul dengan temannya secara baik.

Surat Al Fatihah disebut sebagai sab'ul matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) karena ia selalu kita baca dalam shalat, berulang-ulang. Setidaknya, 17 kali kita baca dalam 17 rakaat shalat lima waktu. Artinya apa? Allah berkeinginan kita berkomitmen menjalankan pesan Al Fatihah. Al Fatihah membuka jalan sukses dan Rumus Sukses, menjadi komitmen hidup.

Di dalam surat yang terdiri dari 7 ayat itu ada 7 rumus sukses, yakni visi, potensi, peluang, motivasi, misi, strategi, dan gerak. Insya Allah akan dipaparkan dalam artikel tersendiri.

3. Perilaku Syukur
Inspirasi : urutan 114 Surat Al Quran : Menang dalam perjalanan kehidupan

Urutan surat dalam Al Qur'an itu sungguh ajaib. Dan semestinya, seperti itulah kehidupan kita. Bahwa langkah awal menjalani perilaku hidup (Qur’an) dengan Taqwa, Kemenangan didapat karena pertolongan Allah (An Nasr), dalam keihklasan Surat Al ihklas.

4. Menjaga syukur (agar terus selamat dan sukses)
Inspirasi : Surat terakhir yaitu Al Falaq + An Nas : Penutup, berlindung

Agar syukur tetap dapat dipertahankan dan menjadi nilai hidup kita, dan dengan demikian kita mendapatkan kesuksesan, kita perlu berlindung kepada Allah. Menjaga syukur itu dengan perlindungan total kepada Allah.

Hal yang menarik dari surat Al Falaq dan An Nasa adalah, jika kita menghadapi bahaya/ancaman dari luar seperti kejahatan makhluk dan sihir, cukup digunakan satu ayat "Rabb". Tetapi jika kita berlindung dari syetan, yang merupakan godaan yang mengincar kita kapan saja di mana saja dan tanpa bisa dibentengi, Allah menyebut tiga ayat: Rabb, Malik, dan Ilah dalam tiga ayat pertama berturut-turut.

5. Meningkatkan Syukur, kebaikan yang berkelanjutan
Inspirasi : Wahyu terakhir : Menyempurnakan sukses

Syukur harus tetap dijaga hingga titik akhir. Akhir kehidupan manusia harus ditutup dengan kebaikan. Wahyu mengajarkan, ayat yang terakhir turun adalah surat Al Maidah ayat 5 yang menunjukkan telah sempurnanya Islam. Demikian pula hidup kita, syukur harus dijaga hingga akhir, hidup harus ditutup dengan kesuksesan. []

Disarikan dari Pengajian Ahad Pagi Ikadi Gresik di Masjid Nurul Jannah
edisi 20 Januari 2013
Penceramah : Heru SS
Inspirator, Penulis buku "Inspiring Quran"

The Magic of Syukur


 

Di dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 Allah menegaskan:

Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Siapa yang bersyukur akan diberi keberlimpahan. Mafhum mukholafahnya, siapa yang tidak bersyukur, maka apa-apa yang dimiliki akan di ambil darinya. Rasa syukur akan membawa seorang hamba merasakan indahnya kehidupan, tidak seperti orang-orang kufur yang selalu merasa tersiksa hidupnya.

Penelitian Dr. Masaru Emoto juga membuktikan keajaiban kalimat syukur –seperti ia tulis dalam bukunya The True Power of Water. Jika kita memperdengarkan “terima kasih” kepada air, maka molekul airnya membentuk kristal-kristal yang indah dan mempesona. Bukankah tubuh kita juga 75 persennya terdiri dari air? Otak juga mengandung 74,5% air. Darah kita pun mengandung 82% air. Bahkan tulang yang keras pun mengandung 22% air.

Subhaanallah, betapa hebatnya tubuh manusia jika setiap detik, menit, dan jamnya selalu dihiasi dengan kalimat syukur, alhamdulillah.

Syukur jika dilihat dari hukum Newton, maka bunyinya setiap ‘aksi’ memberi syukur selalu menyebabkan ‘reaksi’ menerima. Apa yang anda terima selalu setara dengan jumlah syukur yang anda berikan. Semakin tulus serta mendalam perasaan syukur anda, semakin banyak anda akan menerima keberlimpahan. Nabi Muhammad bersabda bahwa bersyukur atas keberlimpahan yang telah anda terima adalah jaminan terbaik bahwa kelimpahan akan berlanjut.

Dalam hukum law of attraction disebutkan bahwa kita harus selalu berpikir positif, karena berpikir positif merupakan energi positif yang apabila kita memikirkan atau merasakan hal positif maka hasilnya kita akan menarik kejadian, orang dan hal positif kedalam kehidupan kita. Apa yang anda pikir dan rasakan akan menariknya pada diri anda. Jika anda berfikir negatif, maka seluruh hal yang negatif akan tertarik pada diri anda. Begitu juga sebaliknya, jika anda memikirkan apa yang anda syukuri dan anda benar-benar merasakan syukur itu, maka pasti anda menarik banyak pengalaman positif dalam hidup anda seperti logam yang tertarik pada magnet.

Syukur anda adalah magnet dan semakin banyak syukur yang anda miliki, maka semakin banyak kelimpahan yang akan anda tarik.

Ada 3 hal yang akan dirasakan oleh para ahli syukur:
Pertama, orang yang bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini merupakan janji Allah dalam Al Quran, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambahkan lagi kenikmatan padanya, sebaliknya apabila seseorang tersebut kufur, maka Allah menjanjikan azab yang sangat pedih bagi siapa saja yang melakukannya.

Kedua, orang yang bersyukur akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan hidup. Tidak sibuk memikirkan apa yang menjadi milik orang lain, berbahagia dengan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.

Ketiga, rasa syukur akan membuat si pelakunya efektif dalam menjalani hidup. Ia akan fokus dengan apa yang menjadi tujuannya. Tidak disibukkan mengurusi orang lain, nikmat orang lain yang didapatkan tidak membuat si ahli syukur merasa iri hati atau berniat memilikinya. Ia mencukupkan dirinya terhadap apa yang sudah dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada dirinya.

Kebanyakan orang jika ditanya, apakah anda orang yang bersyukur? Anda pasti akan menjawab? Ya tentu saja saya orang yang bersyukur. Saya mengucapkan terimakasih ketika menerima hadiah, atau ketika seseorang melakukan sesuatu untuk saya. Banyak orang yang tidak tahu apa arti sesungguhnya dari bersyukur. Salah satu cara untuk mengaplikasikan rasa syukur adalah dengan mempraktikkan syukur tiap hari. Efek dari rasa syukur yang dipraktikkan hidup anda akan berubah, dan semakin anda mempraktikkan syukur, semakin ajaib hasilnya. Siapapun kita, di manapun kita berada, apa pun situasi kita saat ini, keajaiban syukur akan mengubah seluruh hidup kita. Ketika anda mempraktikkan syukur, anda akan mengerti mengapa hal-hal tertentu di dalam hidup anda tidak berjalan sesuai harapan anda, dan mengapa hal-hal tertentu tidak ada dalam kehidupan anda. Ketika anda menjadikan syukur sebagai cara hidup, setiap pagi anda akan bangun dengan sangat gembira karena masih diberi kesempatan hidup untuk selalu memperbaiki kualitas kehidupan kita. Segala sesuatu akan tampak lebih mudah.

Fakta:
Jika anda tidak bersyukur, anda tidak bisa menerima lebih banyak hal yang bisa disyukuri. Anda telah menghentikan keberlanjutan keajaiban dalam hidup anda. Jika tidak bersyukur, anda menghentikan aliran kesehatan yang lebih baik, relasi yang lebih baik. Untuk menerima anda harus memberi. Inilah hukumnya syukur adalah memberi terimakasih dan tanpanya anda memutus sendiri dari keajaiban dan dari menerima segala sesuatu yang anda inginkan di dalam hidup anda.

Rumus Ajaib:
Pengetahuan adalah harta, tetapi memperaktekkannya adalah kunci dari harta itu.
Ibnu Khaldun mengatakan dalam al-Muqoddimah:

Sengaja berfikir dan mengucapkan kata-kata ajaib, terimakasih. .
Semakin anda sengaja berfikir dan mengucapkan kata-kata ajaib terimakasih, semakin besar syukur yang anda rasakan.
Semakin banyak syukur yang anda pikir dan rasakan, semakin banyak kelimpahan yang anda terima. Syukur adalah perasaan, jadi tujuan utama memperaktikkan syukur adalah sengaja merasakannya sebanyak mungkin, karena kekuatan perasaan andalah yang mempercepat keajaiban di dalam hidup anda.

Jika anda sedikit memperaktekkan syukur, hidup anda akan sedikit berubah.
Jika anda memperaktekkan banyak sukur setiap hari, hidup anda akan berubah dengan dramatis dan melalui cara-cara yang tidak bisa anda bayangkan.


Semoga kita semua termasuk golongan ahli syukur, aamiin [Danil Setiawan]

Sumber : The Magic karya Rhonda Byrne dan berbagai sumber
http://www.bersamadakwah.com/2013/04/the-magic-of-syukur.html