BAI FANG LI, kisah nyata, memberi dalam kekurangan


 

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.
Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu minyak ,lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.
Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.
Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
"Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya...." jawab anak itu.
"Orang tuamu dimana...?" tanya Bai Fang Li.
"Saya tidak tahu...., ayah ibu saya pemulung.... Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil..." sahut anak itu.
Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.
Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.
Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm... tapi masih cukup bagus... gumannya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
"Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini...," katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata, "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan......" katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis........
Melihat semangatnya untuk menyumbang, Bai Fang Li memang orang sangat sangat luar biasa. Ia hidup tanpa pamrih dengan menolong anak-anak yang tak beruntung. Meski hidup dari mengayuh becak (jika diukur jarak mengayuh becaknya sama dengan 18 kali keliling bumi), ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan.
Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan :
"Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa".
Akhir kata, tak perlu menggembar-gemborkan sudah berapa banyak kita menyumbang orang karena mungkin belum sepadan dengan apa yang sudah dilakukan oleh seorang BAI FANG LI. Kebanyakan dari kita menyumbang kalau sudah kelebihan uang. Jika hidup pas-pasan keinginan menyumbang hampir tak ada.
Miris memang, tapi begitulah kenyataannya.
Subhanallah....
Bai Fang Li. Seorang yang istimewa.
Istimewa bukan karena kedudukan dan harta, istimewa bukan karena kemewahan dan jabatannya. Namun istimewa karena apa yang ada di hatinya, yaitu kedermawanan.
Tentu kita kenal dengan Oprah Winfrey. Jika dia menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidaklah terkejut. Mungkin juga rajanya microsoft, Bill Gates yang mendermakan jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja.
Namun saat kita diperlihatkan kedermawanan dari orang yang dalam kesusahan, itu adalah hal yang tentunya mengetuk hati kita.
Semoga kita bisa belajar dari teladan seorang BAI FANG LI. Aamiin.

4 RAHASIA DAHSYAT KESUKSESAN

 data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxAQDxQQDxQQEBQUDxQUFQ8UFBUWFBQPFRQWFhQUFBQYHCggGBolHBQUITEhJSkrLi4uFx8zODMsNygtLisBCgoKBQUFDgUFDisZExkrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrKysrK//AABEIALYBFQMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBAMBAAAAAAAAAAAAAAAAAQUGBwMECAL/xABBEAABAwIDBQYCBgkDBQEAAAABAAIDBBEFEiEGBzFBURMiMmFxgUKRUoKhscHRFBUjM0NicpLhCKLCJFOy8PF0/8QAFAEBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAP/EABQRAQAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAD/2gAMAwEAAhEDEQA/ALjQhCAQhCAQhKgEIQgEIQgEIQgEIQgEJV5c8DiQPdAqFrS4jA3xSRj1cFpzbS0TPFPF7G/3IHVCjU+3mGs4zA+jSm6o3pYYz43u9gPvKCbIVbVO+TD2+EOd7j8Lpsqd99OPBET63/wgtxCo6o35SfBC0e35uTZU76a13gDW+wQdCIXNE+9rE3cH2/8AfJNVVvBxKS4dKbHlc/mg6pdI0cSB6kLUmximZ4pYh9YLk+faesf4pXLRlxGZ3ikefdB1fPtfQM4zs9rlN0+8fDGGxlOnOy5Zc8niSfUryg7BwLaClrWZ6WVsoHEDxD1HEJ0XIux2PyYfWR1EZIAeA9vJ0RPeBHoutqaZsjGvbq1zQ4HyIuEGRCEIESpEqAQhKgRCVCAQhCAQhCAQhCATRtDtLS0LM1Q+xtpGNXu9B+Kje8zb+PDYzDEQ6oe3TpGD8TvPoFzri+Mz1UhfM9ziTcknU+qC48b31BtxTxjyv3jb5gKLVe+HEH+CzfkLfIKtwffyTrR7PVU/gj089AgeKrePiT+MtvLvfmmmo2qrZPFK5O1Pu8rHcSxvuSt+HdjMfFIPZpQQ+fFp3m5kf81qvqXni5x9SVY0e64/FI75BbDN2LBxdIfl+SCrSUiuCDdpBzDz6uTpS7uqYfwwfUkoKLShpPBdFU2wtK3+FH/aE5Q7KwN4MYPqhBzO2meeDXH2K2I8JqHeGOQ/VK6Ybs9F9EfILK3A2Dkg5ui2XrXcIZPcAfith2xleGF/ZaAXtmF7ei6Pbg7OiytwtnRByWRY2KRPW2VJ2OI1MY0DZ3aeR1/FMqAQpNslsRW4kf8Ap2AMBsZ36MHWx5n0U1m3F1gZdtTA51vDlcAT0zIKkXTe5jGTVYTG1xu+AmI/0g9z/aQuedodn6mgmMNUwxu4g8WuHVp5hWV/p4xLLUVFMeD4xIB/M02P2EIL2QhCAQhKgEIQgEIQgEIQgEIQgE0bWY7Hh9HLVSW7je636Uh0a35lPCpb/UPipAp6QHQ3lcOtjZv4oKexjE5aqd88zi573FxPmeQ8hwWks8NK5/C3qTZbwwN5bmZJC8jiwP73sDxQedmoBJWQsdwdKAui8MwVjGgAclzlgMvZ1kDuGWdn/kAV1TSt7o9EGKOiaBayytpR0W0OCiU+31OM7ooKqeKNxa+ojj/ZgjjYk6hBJhTDolFMOiXDK6KphZPC7MyRoc08NDyt1WwXtBDSQHEGzbi5A4kDmgwCnC9iELTrseo6d4jnnhjefgc4A+45LJimM01LD288jWxm2V3HNfhlA8Xsg2uzXrs004HtTR1pc2B5zMF3Rva5jg3rlcOCa5dv6cB0jYal9O2TI6sawdkDexPG5F+dkEryJcijmLbWZJ46ali/SZZIe1F5Gxs7I8DmdxJ6LXxLbF8OHuq300kUgmEXYyGzQ8m2cvHweaCV5UuVRnZrHKuecxzNpJIzFnFRTSFzQ7TuPa43vrxUoQcy724MmMVFviLHfNgTBs3hZq6yCmGnaytaT0aT3j8rqa79qXJiYf8A9yBp/t0UW2ExBtNidLM/wtnbmPQO7t/tQdW4Xh8dNCyCFoYxjQ0AeS2kjXAi41BFwfJKgiW83ZuOvw+UOA7SJjpI38w5oJtfoVR+5qs7PGIeWcPYfQi/4Loba2vbT0NRK61mwv8AdxaQAuY9gHFuLUhGh/SGfboUHWaRCEAhCECoQhAIQhAIQhAISrXrKxkLS6QhoCDOuc9+s4kxQBrg4NgY3Q87kkK1a3Gpau4iPZQg2Mp0v6dVTG8+KNtSx0WZzcgBe74nAkEj7EEZgoXTCTIQGxRGRxJ0sOA9VKqrYuOXC24lROd3NJ4i4OLXAgFzSOI1Tdu/raeOtAqmukhkaWPaNSb8LN568k9bZvNDUvFPaCnljfGKcE2yOGpe3k69j5IICxxa9ruYcD7grrLCnZoY3dY2n5tC5KlcDwvzXVOx0/aUFM/rTxn/AGhA8vYC0h3Agg+ltVXGFYRXRQSHB6unqKbtJP2MzL2NzmZf/wCKy2qKVG7+ldJI6KWrpmyuLpIYZcsb3Hj3bacUEQxLG/0jCqWcRspzT4myN7I9IwWnUtHTVP20dUz9f4Y5rmkmKVpsQbB4GW/rr8lJ2bM0Yo/0LsmmC3gN7l175i7jmvrdYsN2QoKfIYoGB0b87Xm5eH2tfMTc6IITso+gb+sW4n2Xb/pUpk7a2cxG+XJfXrw8ljxJ0Qp8KrYYphQ08r80b7vc2MkBkp6jQkKyavB6WZ4kmhhkeOD3sa4/MhboaLWAFrWtbS3SyCF02M02IVhbRRCUGkkZJiAaW5Mws1gJHe/wonh2HPhpH0NVHikkjS9jaaE2ppWk6HOG6A87lXC1oAsAB5AWSoK+xrBXmOlbLh8dTEylDHMikPbwyACzWyFwzNSYDgGIx0VSxhEWeZrqemqXCYNhB70chN/Fw8lYKSyCA4NsrP8ArCKsdBTUDYmuzMp3lxmc4W7wsAGqfJLougpj/ULS96ll6iRl/kVTi6D37UgfhjZLXMc7TfoHAgrnwoLi3c72hDE2lxAOc1oysqGi5DeQeOduqsl28DDsmdspfpezWuuuVF67V1rXNulygsrejt6+u/Ys/ZwtNxGDcvPV5GnsojsGL4rSf/pZ96YFKd2MGfF6UdJs3sAUHViEl0IFQkSoFQkQgVCRKgAlWCSoaNBqeiwmd58vRB7xKtbBE6V5s1vPz5ADmVAMUe+W1TW5mx3/AGNKOLzyzDmfJTl7c1g7vWNxfWxXh8LSQSASOBIuR6dEEbwrAJqq0lV+yj+GBuhy8r9Fo73dkRUYZ/0sY7SncHtY0auYSA4Dqba+ym0lTlGpso/JtI+dzo6O0habPqbXijPRv03/AGBBV2FbNx4JSmursprCy8MBsRBmFg945ya6BVvjGKyVUpkkN+g6C9z7qab3cMqo52yPc6WF3Bx5SnxZ/wCY9VXiBSV0vurqA/Caf+VmX+02XM6t/c7thDDCaOd2Qh5cxx8JaeIvyKC62r2Ao1JthRM8U0X9zfzWnUbysMj4zsPkDf7kEwK85lXtTvdw0cHOd6Nd+SbZt81IPDHK72t95QWrmRnCpio30j4IHH1ICbJt8tT8ELB6uP4IL7Dkpcuc6je5iLvCIWezj+KbJ942Jv4zAegQdPF46hYn1LBxcPmuVJdrsQdxqJfYrTmxuqf4p5j9d35oOq6nGYGeKRg9wmLEN4FBEO9NGfQ3+5cySSud4i53qSfvXkBBam8jb6nrac08EjyMwJaGEB1uriqrKUMK9iBxQYkLZbRuPMD3WePDgeLh7AlA3qyNx2Gl+IGoI7sUZF+Wd1gB8rqMUWAteR+9f5NaVd27/C3QwBjYjE3jYixJ6lBPY5FnBWCGIgLOAgVKkSoBKkQgFpzTl2jbgdeqy1j7N9dFqx6IPFVPFAzPM8Mb1PE+QHElRyr29o4z3WyvHUFo+y6gm2tbPLVVLKmR8bLlsbQODQO4f6U24FA8s1be/SMuFgONygtzA9q6Ssu2Jxa8cY3izrdRyI9F7xTaCKEGxzHlbW58uqgWzmEmaZwhY1hb4pn/AA35Na3ifdWDheBRQnObyyf9x9iR/SOA+9AzxYPU1xz1jnRQcqdps545doeQ8lKKWljijEUbWsYBYMAsLLNdeHvA1Jt5oIjtVDEQ+CZoexw8J6Hh9ypDaLZF0Ti6mvIy/h+Jvl5hXdiUsFZVFkUjHFsVjY6hwcdCE0VuyNR8GU+6CgZInNNnAg9DoV5srjrtgq6T+HE7zJCajuixB5uBCz66CscpS5CrXptydWfHLE30uU50244fxKg/VaPxQUtkPkjJ5hX/AEu5Oib45Zn/ANo/BO1LukwtnGN7/wCpyDmoNHVemxX4Zj7Lqul2Aw2Pw00fuLpzp9naRngghb9QIOSYsOlf4YpXejSt6DZauf4Kac/VK62jomN4NaPQBZRCEHK9Pu6xV/CmcP6iB+KdKbdDir+LIo/V4/BdLdmjIg5+p9yVafHNC30uU50+4w/xKk/VaPxV35EZUFS0u5KkHjmmd6ZR+Cd6TdJhjOLZH/1OVhZUIInTbvsNZwp2H11TnDs1Rs8MEQ+oE8IQakVBE3wsYPQBZwwBe0iBEqEIBCEqBEIQg08SdoB5rA0pMcDhHmbqWm9vLmtPD61soGUjVB5xbZ+lq/37GuNrZ+Bt6rxRbNU0EfZxt7vnqfmU6CS2iHS3/wAoIPUbHSU85qKKR7C43dGTcFO9Hi0re7OCCOY/JSALw6BruIBQa8Vcx3By06fF4DUHtCHNZdoZyzc3H7gjFKqmp2FxGdw+Bp4nzPAKBYfjNC57/wBIMUbpZnENBN2X6nogsiswjDavxtbm5OGhHo4aha8eyUkWtJVTtA+BzhK33Dxf5FMUeFkjNTzG3IXDh81mZU10PLOBzadfkUD7G/EIjaWOCdvNzM0Trf0uzA/MJwhxSLg8PiP8w0/uFwo9T7aOYcsoI8nBO9NtFSyjvBvsgeoXscLtLXehusuRNIo6WTWN2U9RofmFlFHUs/dyZx0dZ3+UDllS2TX+sZmfvYif5mH/AIlZYcXgdpmyH6LwWn7UG+heWvB1BBHUJUCoSXSXQekl0l0XQKi683QgCkKEiASJUhQCEFIgEISIFQhCBEIQgR7QRYqKYvs3IHGWkcGOOpjd4HHr5FSxCCvH49VQd2qhmZb42jO0+4St22gOnasaejmkH7VYDmA8QCtObCad/iijd6tCCFybbQDjNF7WTbVbbxv0jM05PwxxuNz68FYDdnqQG4gh9cjfyW3FQxM8LGN9AAgqV9Di1f3YohRxHi+Q5pCPK2jVrv3NPtczBzuOo5+qukNC9WQUHLsVidEbwPlAH0XXHyWSHa7FaY5Z2NmA6gtd81e5YCtKswiGUWexp9QEFU028Olk0qYnxHqRmCdqd+HVOsErQT9F2U39E84pu6pJb5QWHyUMxXdbIwl0Jv6GxQSP9W1EesUuYdHfmFlixqtg8bXW6g3Crw02LUJ7r5LDk7vBbtHvCqo9KmFrx9JtwfkUFm0W27TpIB6HQp1jxajmHeACrem2yw6o7sv7M9Ht/FOkNBTyi9PLa/0XAj5IJy3C4XawSOjP8rrfYvT46uIE545GgXJcLGw8woUKWrj1Y4PHyP5LJVY7UCIxShzWmwceWW+uqCXNnqZow+INjB4EjNmHUcNFhOIVcf72Frx9KM2PyKbsP2sAAAsQAABxFlkxnbmKJjWtt2krxGzoHOIGYjyvf2QO1BjUUziwBzHDk4W16A8CU4qO0myUbO/BPKX3zZnOBu697lvDit5zq2PxMjmHVt2u/EIHRCaRjsbdJmSwn+ZpI+bbrdpq6KX929j/AEIv8kGwhCRAqRCECFCEiAQhCAQhCAQkSoESpEqAQhCAQhCASpEIFQhCAskLUqVBrTUjHjvAH2THiOx1LNe7AD1GikiEFVYxuvabmI+x/NQ+u2Mq6U5mdo23Np/JdCkLFJA13EAoOfabaPEqbQvLwOTxf7VJ9n9r/wBMmbBURtYXX7wPdJtwsVYWJ7L08w7zBfqFCca2ADLvhJFtQOY9Cgdp9n4TqwZT1abKE7TYZI2vpGFxILnFrj1FuP2JsqMRxKleckjyAfC7ULUxbHa2v7KMRnt2PJY6Pib8R9gQWVRVFXE2/i14g/mnei2ulaQ1wJJ4AjimHYbCMYtlrOybFb4u9Jr0sfvUvp9kqdlnMLmvDswde/ePkeSDPSbU08o74aftWV+H0FRqA1rvpDun5hak2zMRcXdjE4mxLmOMbsw56KP4zhlTSF0zb9h4i4uBMQtwdY3tfmglf6lnj1p6h5HJklpG/M6/akNXWRfvYGyD6UR/4u/NQ7D9qJP4bw70N/s4p0k2/EMT3yWOVhPDUu5BBIIsdgLgxzjG9xsGPFjdOSpCbGKitIqX2DnnRrdAG8Lq5cMv2EebU9m2587INpIi6RAqRCEAhCEAhIi6BUJEIFQhCBUJEIFQhCAQhCBUJEIFQkSoBCEIBeHxg8V7QgZ6/AIJR32NPnZN2C7P01PKZI2tBccrSbfZdPOKVQaCL2AF3O6NC59242klxSr7OBzmQQOIjLbjM86ZvU20QdEE2Sh6hu77DJqWja2olklkd3nZ3udkHJoudEm1+39Nhjo2yB0r3nWNlrtZ9I3QTZr01bYUs09BPDA4NfJEW3I0seI8vVa+yW00OJQmaBsjWg277bXdzt1WrvBxt1NTdhD3qmpBYwDixh0L/t0QUKKeVkmV0jjldYgHK4EaHXgeCdp3h8LmvqJQCP3b2X15d4LcOw1YG5iLniddVoyYZURGzmuCCabGUIkMTLjIGtJP8o4q22OFtFVOwWETH9o/M1vJqs6mZYINq6EgQgVCEIBCRCBLoukui6BUq83RdB6Qkui6BUq8oQekJEIFQkQg9ISIQKhIhAqEiECoSIKCnd4eM10cs9CLGOd3ccBd+R3FoIOnRZNndlqfD6dtVV6ZSCSRcNceBICsmfA4HyiVzAXjg48lq7U4eZqSSFrQ7Mwi3nyQRvGNrKWClkqI5WS5W91rTq558LQPVU7hOFVWMV+Z+Zxkku9/JkfMD0HAJ3g2FrHziFzCG5tXngBdWZJhk2FUQkoGNc9hBc0gHOweK6CTNFNhVBcjJFDHZrRxe+2gHUkqp6LEanEcSE7b3Fru5NbfRo6LDj+1FZjMscJDWtHCJl7Bx0c51+asrY/ZxlLEBbvWuTzJQPlDCcgDtdF7kw2N3iaD7LcY1ekGCGla3RoAWwAkSoFQkQgVCRF0C3QkQg8XQhCBUJEIFuhCECoQhAt0JEIFRdCEBdKhCAQhCAQlQgRCEIEKQi6EIMfZjoFpYvQCeJ0ZJaHCxI6IQgZtntj6ekJcwXceLjxUnYwAIQg9oQhAIBQhAXQhCAuhCEAkQhB//9k=



RAHASIA PERTAMA ..

"Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali.

Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu ... baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA ...

Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda.

Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam.

Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat).

Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.


RAHASIA KETIGA ...

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : ..

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

  Bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras.

"Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,", sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar.

Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

RAHASIA KEEMPAT ...

Jangan mempermainkan wanita".

  Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda.

Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda.

Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini.
sumber : https://www.facebook.com/pages/Kaligrafi/425791027517103

Mbah Sarno "Maaf mas, saya tidak punya uang kembalian….."

Pak%2BSarno%2BTukang%2BSol%2BSepatu[1]Cuaca hari ini sangat sangat panas. Mbah sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan condong catur demi menyambung hidup. Mbah sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling. Jika orang lain mungkin berfikir “mau nonton apa saya malam ini?”, mbah sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini?”
Di tengah cuaca panas seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan. Bagi mbah sarno, setiap hari adalah hari kerja. Dimana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, disitu dia akan terus berusaha. Hebatnya, beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekalipun ia mengambil hak orang lain.
Jam 11, saat tiba di depan sebuah rumah mewah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat terburu-buru.
Ketika mbah sarno menampal sepatunya yang bolong, ia terus menerus melihat jam. Karena pekerjaan ini sudah digelutinya bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
“wah cepat sekali. Berapa pak?”
“5000 rupiah mas”
sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.
“wah mas gak ada uang pas ya?”
“nggak ada pak, uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”
“maaf mas, saya nggak punya uang kembalian”
“waduh repot juga kalo gitu. Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”
“udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru. Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”
“oh syukurlah kalo gitu. Ya sudah makasih ya pak.”
=============================================================
jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi mbah sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “ikhlas. Insya allah akan dapat gantinya.”
ketika waktu menunjukkan pukul 3 lebih ia pun menyempatkan diri shalat ashar di masjid depan lapangan bola sekolah. Selesai shalat ia berdoa.
“ya allah, izinkan aku mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakmu.”
selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Ketika ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.
“wah kebetulan kita ketemu disini, pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.
“loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas. Ini nggak salah ngambil mas?”
“sudah pak, terima saja. Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak. Hari ini saya tes wawancara. Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya allah minggu depan saya berangkat ke prancis pak. Saya mohon doanya pak”
“tapi ini terlalu banyak mas”
“saya bayar sol sepatu cuma rp 5000 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak hari ini.”
=============================================================
Quote:
tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambanya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.
Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan.
Sumber : Blog Pak
 http://agussas.wordpress.com/2014/01/30/maaf-mas-saya-tidak-punya-uang-kembalian/

12 CARA BERDO'A AGAR CEPAT TERKABUL



Sahabat,setiap kita punya keinginan yang ingin tercapai, entah itu cita-cita, harapan, ataupun mengharapkan pasangan hidup (jodoh),
ada 12 tips dalam berdo'a agar maqbul dan di ijabah.

1. Memuji Allah terlebih dahulu Dengan tahmid, takbir, tasbih, membaca asmaul husna atai doa apa saja yang isinya memuji
kebesaran dan kemulian Allah. Disunahkan pula membaca Shalawat sebelum berdoa: “Setiap do'a akan terhalangi sampai orang tersebut membaca shalawat kepada Nabi.” (HR. Thabarani.)

2. Taubat terlebih dahulu Akui semua kesalahan yang pernah kita lakukan, Anjuran ini berdasarkan cerita dalam Al-Qur’an
tentang Nabi Yunus as: "Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berbuat zalim.” (QS. Al-Anbiya: 90)

3. Rendahkan diri ketika berdoa Padukan hati, akal dan sikap ketika berdoa sambil penuh khusuk, Kerendahan diri bisa kita gambarkan ketika kita memelas meminta sesuatu dengan sangat, Dan hatipun sambil menjerit agar dikabulkan.
Allah Swt berfirman: “Dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” ( QS. Al-Anbiya: 90)

4. Jelas dan tegas ketika berdo'a Janganlah berdoa dengan main-main seperti anjuran
Nabi Saw: “Janganlah seseorang mengatakan dalam do'anya: Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki, Ya Allah berikanlah rahmat kepadaku jika Engkau menghendaki, hendaklah dia teguh dalam berdo'a sebab perbuatan tersebut tidak dibenci.:
(HR. Abu Daud, Hadist Sahih)

5. Berdo'alah di setiap kondisi
Banyaklah berdoa ketika dalam keadaan nyaman dan bahagia:
"Barangsiapa yang senang dikabulkan permohonannya pada saat kritis dan bahaya maka hendaklah dia memperbanyak do'a saat nyaman.”

6. Berdoalah dengan suara lembut Dan cukup di dengarkan
sendiri bila berdoa sendiri. “Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” (QS. Al’Araf: 55)

7. Mengulangi do'a tiga kali Sebab Nabi Saw mengulangi do'anya tiga kali.(HR. Muslim)

8. Menghadap kiblat
Seperti diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah menghadap kiblat ketika berdoa. (HR. Bukhari)

9. Mencari waktu
mustajab ketika berdoa Misalnya ketika sujud dalam sholat, di antara adzan dan iqamah, saat-saat terakhir pada hari jum'at, ketika sahur dll.

10. Memperbanyak ibadah-ibadah sunnah Setelah mengerjakan
shalat wajib adalah salah satu sebab dikabulkannya do'a.
(HR. Bukhari)

11. Berwudhu sebelum berdo'a
Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits bahwa Nabi Saw setelah selesai perang Hunain:
” Beliau minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua
tangannya; dan aku melihat putih kulit ketiak beliau”.
(Muttafaq’alaih).

12. Berdoa dengan maksud baik Seseorang yang berdo'a
harus baik dan bermanfaat seperti, disebutkan didalam kisah Nabi Musa As:
"Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku".
Dan mudahkanlah untukku urusanku, supaya mereka mengerti
perkataanku.” (QS. Tha ha:25)

Ya Allah, kabulkanlah semua doa kami, hajat kami, dan permohonan kami...

Ya Allah,
Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat. Aamiin

(Cantumkan jika ada doa khusus, agar kami para jamaah bisa mengaminkannya)