KOMPAS.com - Jadual kerja yang padat, dan problema sehari-hari,
seringkali membuat orangtua sulit bertemu anaknya. Tak jarang, anak-anak
ditinggal bersama pengasuh atau dititipkan ke kakek-neneknya. Ketika
hal ini terjadi, tak ada yang bisa memastikan anak akan mendapatkan
pelajaran mengenai moral, atau nilai-nilai yang menjadi pegangannya
dalam hidup bermasyarakat. Anda mungkin tak menyadari, namun ada hal-hal
yang seringkali lalai kita ajarkan pada anak:
1. Memanjakan anak
Bukan rahasia lagi, para orangtua mencintai anak-anaknya dan ingin
mereka mendapatkan segala yang tak mereka miliki di masa kecilnya.
Namun, ada harga yang harus dibayar untuk perlakuan seperti ini. Tak
sedikit orangtua yang bermaksud baik untuk anak-anaknya malah berujung
memanjakan anak-anaknya ke tingkat sampai si kecil tidak bahagia dengan
apa yang ia miliki. Ini akan menghasilkan anak yang tak pernah puas, dan
selalu meminta lebih. Padahal, umumnya, si kecil bukannya ingin punya
selemari mainan, tetapi waktu untuk bersama orangtuanya. Jika orangtua
terus memanjakan anaknya, bagaimana mereka akan belajar menerima
kekecewaan dalam hidup di masa depan? Atau bagaimana mereka akan belajar
bersyukur atas apa pun?
2. Kekurangan disiplin
Ketika Anda terlalu malas untuk mendisiplinkan anak, Anda menciptakan
“monster cilik” untuk mengganggu kerabat, guru, orangtua teman-temannya,
dan siapa pun yang kenal dengannya. Adalah hal yang tak benar jika
membiarkan si kecil menggunakan perabot rumah sebagai tempatnya
bereksperimen. Berlompatan, berlarian, merusak barang, membuat keadaan
rumah seperti kapal pecah, atau membongkar barang seenaknya. Mereka
seharusnya bisa bertingkah sopan dan tenang, baik di dalam maupun di
luar rumah. Anda tak mau, kan, anak Anda menciptakan kekacauan di rumah
temannya? Jika bukan Anda yang mendisiplinkan si kecil, orang lain
mungkin akan melakukannya, dan Anda tak akan suka hal ini.
3. Tidak mengajarkan tanggung jawab yang cukup kepada si kecil
Anak-anak seharusnya tidak menunggu imbalan ketika mereka harus
melakukan pekerjaan di rumah. Tempat tinggal mereka adalah rumah, bukan
hotel. Mereka seharusnya menyadari bahwa itu adalah tempat tinggal
bersama, dan ada tanggung jawab untuk menjaganya tetap bersih dan
nyaman. Jika mereka tumbuh tanpa tanggung jawab yang cukup, bagaimana
mereka bisa bertanggung jawab ketika mereka bekerja nanti? Atau
bagaimana mereka bisa menyelesaikan kuliah yang butuh kemandirian, dan
mempertanggungjawabkan uang orangtuanya?
4. Bukan pasangan terbaik
Seperti kita ketahui, anak mencontoh orang dewasa di dekatnya dengan
sangat baik. Bagaimana Anda dan pasangan bertingkah di depan si kecil
adalah hal yang penting. Tanpa kita sadari, perilaku dan tingkah kita
terhadap pasangan akan dicontoh anak dalam memperlakukan pasangannya di
masa mendatang. Bagaimana Anda memanggil, berteriak ketika bertengkar,
atau membelai lembut, akan menjadi pembelajaran mereka. Anak belajar
lebih banyak lewat pandangan mereka ketimbang lewat pendengaran. Jika
Anda memperlakukan pasangan Anda dengan cinta dan hormat, ini juga akan
menunjukkan kepada anak-anak Anda nilai sebuah keluarga. Hal ini akan
membantu mereka merasa bahwa keluarga merupakan tempat bernaung dan
nyaman, di luar dunia yang terlihat gelap dan menyeramkan.
5. Ekspektasi berlebihan
Ketika berjanji kepada anak-anak, Anda harus menge-set ekspektasi yang
masuk akal, terutama ketika berhadapan dengan yang masih amat kecil.
Jangan berharap berlebihan kepada si kecil. Misalnya, agar si kecil bisa
duduk diam ketika Anda pergi ke restoran. Jangan juga mengharap anak
laki-laki Anda ikut tim basket, padahal ia lebih senang ikut marching
band. Akan lebih baik jika Anda mampu mengenali kelebihan anak, dan
membimbing mereka untuk mengekspresikan dirinya dalam bidang tersebut.
6. Terbiasa dilayani
Jangan biarkan anak tumbuh menjadi anak yang cengeng. Anak-anak jaman
sekarang terbiasa dibantu dan dilayani dalam segala hal. Dari
membersihkan kamar hingga memasang plester. Karena terlalu sering
dilayani, anak-anak sekarang menjadi kurang ajar. Mengajarkan mereka
untuk bertahan melewati masa susah, atau sakit, akan membuat mereka
lebih kuat. Ajarkan mereka untuk mengerjakan segala sesuatunya sendiri
tanpa bantuan si Mbak. Hal ini bukan berarti Anda tidak mencintainya.
Justru karena mencintainya, Anda ingin mereka bisa mandiri.
7. Memaksakan tren kepada anak-anak
Biarkan anak-anak menjadi anak-anak. Orangtua seharusnya tidak mendorong
tren kepada anak-anak. Karena Anda tidak berhasil menjadi juara lomba
kecantikan di masa kecil, bukan berarti Anda bisa membuat si kecil
mengikuti dan memenangi kontes-kontes seperti itu. Mengajarkan anak soal
gairah dan tujuan memang baik, tetapi biarkan mereka tumbuh menjadi apa
yang mereka mau. Si kecil sudah cukup merasakan kesulitan untuk tumbuh
besar di lingkungan yang penuh tekanan, jadi jangan paksa mereka menjadi
seseorang yang Anda impikan terjadi pada Anda dulu.
8. Pembangkang
Ini termasuk hal yang sulit dilakukan. Jika Anda mengultimatum si kecil
dengan hukuman jika melakukan kenakalan, lakukan jika ia melakukan
kenakalan tersebut. Meski berat, namun hal ini penting untuk menunjukkan
kepada si kecil bahwa Anda serius dengan perkataan Anda. Jika tidak,
omongan Anda hanya akan dianggap sebagai angin lalu. Ujung-ujungnya,
anak-anak tak akan menaruh kepercayaan lagi pada orangtuanya.
sumber :
http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=86366